Siapa Kita Hari Ini, Siapa Kita di Masa Depan

Isman
Kita tinggal memilih ingin menjadi seperti apa, kumpulan manusia yang hanya diam menunggu keputusan atau melawan karena kebenaran yang seharusnya sudah dilakukan.
Sebagai generasi yang menjadi harapan untuk setiap keluarga, anak merupakan kesabaran atas perilaku orang tua yang tak mampu dinilai oleh semua orang.
Saat kita merenungkan kembali bagaimana awal proses perjalanan kehidupan manusia, sangat beruntung kita yang hadir saat ini sebagai anugrah atau makhluk yang sangat sempurna diciptakan oleh zat yang maha sempurna, meskipun kita tidak dapat mengetahui hasil akhir dari proses perjalanan hidup ini.
Oleh karenanya apa yang menjadi anugrah untuk kita saat ini patut disyukuri dan dijaga sebaik-baiknya. Anugrah itu tidak lain adalah sosok anak yang akan menjadi penentu kebahagiaan selanjutnya dimasa yang akan datang, mengapa demikian karena anak merupakan sosok yang mampu mengubah dan menjadikan segalanya.
Selain dapat menjadikan warna yang menerangi subuah keluarga bahkan bisa jadi pula sebaliknya, serta seoarang anak mampu melakukan atau memberikan apa yang belum patut untuk dilakukan.
Melihat fenomena yang terjadi di era sekarang ini dengan maraknya kejadian yang sangat meresahkan masyarakat pada umumnya, itu dominan dilakukan oleh para generasi muda dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari mereka yang putus sekolah sampai pada mereka yang sudah mendapatkan pendidikan di bangku sekolah.
Tapi nyatanya itu bukan menjadi faktor utama yang harus kita jadikan beban untuk saat ini dan bila kita melihat itu semua, sangat sedih rasanya bila kita hanya diam membiarkannya terjadi begitu saja tanpa memberikan tindakan pembenahan yang berkelanjutan, baik berupa bekal pendidikan maupun akhlak mulia yang harus ditanamkan sejak dini agar memberikan manfaat secara terus menerus.
Ketika kita menelaah situasi ini baik-baik, bagaimana pembentukan karakter seorang anak itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
Pada umumnya masih banyak orang tua yang selalu menuntut anaknya untuk kuat akan intelektual tapi lupa akan lemahnya akhlak mulia yang sebenarnya menjadi pondasi awal sebuah karakter kepribadian anak.
Peran keluarga menjadi faktor utama saat ini untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi, karena tanpa mengajarkan atau melatih generasi muda sejak dini seperti dengan selalu berani berkata jujur, tidak mudah putus asa serta bertanggungjawab atas setiap perbuatan-perbuatan kecil yang mereka lakukan.
Disamping itu keluargalah yang menjadi lingkungan terdekat seseorang, lingkungan dimana masa-masa yang patut untuk dijadikan patokan akan aktivitas yang bermanfaat, untuk itu keluarga atau dalam hal ini adalah orang tua.
Orang tua sebenarnya menjadi pendidik yang bijaksana seorang anak maka janganlah menyia-nyiakan waktu sesingkat apapun untuk terus memberikan dan melakukan yang terbaik kepada setiap anak karena tanpa itu semua maka yang lain menjadi tidak ternilai.
Demikian hal yang perlu kita ketahui bersama untuk menjadikan dan menciptakan generasi-generasi yang terdidik dan berakhlak, sehingga apa yang menjadi kesyukuran kita semua atas anugerah yang telah diberikan itu dapat berguna untuk bangsa dan negara pada umumnya serta terkhusus berguna untuk keluarga yang berada dilingkungan sekitar kita. (NUU)