Menangkal Pengaruh Buruk Lingkungan dengan Aktivitas Bermanfaat

Tidak ada tempat sembunyi dari serbuan pengaruh buruk lingkungan. Namun kita bisa membendungnya agar tidak mencemari kepribadian kita.
Beberapa tahun lalu, lingkup interaksi kita dengan orang lain relative masih sangat terbatas. Makanya, pengaruh dari pergaulan pun tidak semasif seperti saat ini.
Sekarang, nyaris tidak ada lagi sekat yang memisahkan kita dengan orang lain. Apalagi di dunia kampus. Pengaruh buruk bisa dengan muda menghinggapi mereka yang jauh dari orang tua. Tinggal di kost-kostan tanpa pengawasan maksimal misalnya sangat berpotensi untuk menjadi korban pengaruh buruk lingkungan.
Namun, tidak semua perantau yang tinggal terpisah dari orang tua bisa terpapar pengaruh buruk lingkungan. Sebagian besar justru bisa berprestasi di dalam dan di luar kampus.
Ariyanti L. Maki misalnya, mahasiswa D3 Kebidanan Univerisitas Patria Artha ini punya cara sendiri untuk menangkal pengaruh buruk lingkungan.
Salah satunya adalah menyibukkan diri dengan kegiatan positif dalam organisasi kampus.
“Sejak SMK hidup mandiri di Makassar. Sampai kuliah pun masih tinggal sendiri. Pengaruh buruk pasti ada. Saya .enangkal dengan mencari aktivitas. Ikut organisasi. Lebih memperbanyak aktivitas positif dan cuma-cuma. Apalagi kegiatan sosial,” kata pengurus UKM Neurosains Terapan UPA ini.
Sejak kuliah di UPA, Ariyanti, mengaku jiwa sosialnya semakin terasah. Nalurinya untuk membantu orang lain semakin besar. Dan hal tersebut membuatnya jauh dari hal-hal buruk.
“Saya lebih suka berkumpul dengan teman-teman membuat kegiatan awal. Terakhir kita jualan takjil untuk hasilnya diserahkan ke panti asuhan. Ya kegiatan semacam itulah,” katanya. (NUU)