Ini Dia, Sosok Dibalik Berdirinya UPA

Bastian Lubis

Cita-cita Jadi AKABRI, Kecemplung Bangun Kampus Berkualitas

Universitas Patria Artha (UPA) kian hari semakin dikenal masyarakat luas, tidak saja di skala Sulsel tapi juga skala nasional.

Betapa tidak, keberadaannya tidak saja berkecimpung dalam bidang pendidikan formal dengan mendirikan sebuah kampus.

Namun, melalui sebuah Yayasan UPA kampus ini juga hadir mendorong semangat pemberantasan korupsi hingga mendorong peningkatan skill sebuah profesi.

Siap sangka, kampus yang dahulunya berlokasi di Boulevard dengan lokasi kecil. Kini, kampus tersebut seiring berjalan waktu telah berdiri kokoh dan terlihat sangat mewah.

Di balik kokohnya bangunan kampus, dan hadirnya sejumlah aktifitas didalam Yayasan UPA, ada tangan dingin yang memiliki andil dalam membesarkan UPA.

Adalah Bastian Lubis, Pria Kelahiran Maret 1962 ini rupanya tak pernah bermimpi bisa terjun ke dunia pendidikan.

Pun, sejak kecil anak ketiga dari tujuh bersaudara ini ingin masuk menjadi salah satu siswa Akademi Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Untuk menggapai itu semua, Bastian kecil rela giat belajar bahkan menghindari kebiasannya kala itu suka merokok sejak duduk di kelas II SMA kala itu.

“Keinginan saya masuk AKABRI harus pupus, meski sudah melalui tiga tahapan tes dan tes terakhir tidak ikuti, karena saya memilih ikut ujian masuk Sekolah Akuntasi Negara (STAN) dan waktunya bersamaan. Meski demikian, akhirnya dari 650 se Indonesia Timur ikut tes, akhirnya saya satu-satunya yang lolos,” kenangnya.

Masuk STANpun, ungkap Rektor UPA ini, bukanlah perkara mudah. Karena, pada waktu itu tahun 1981, hampir 68 ribu peserta se Indonesia yang diterima hanya 350 orang saja.

“Masuk STAN tidak hanya karena peminatan, tapi mempertimbangan penyakit Asma saya kala itu. Dan, bersyukur masuk STAN di tahun 1981, karena disitulah saya ketemu jodoh dengan istri saya saat ini,” terangnya.

Usai tamat STAN, Bastian bercerita mendapatkan tugas pertama di Makassar.

Bastian kecil rupanya memiliki nama panggilan Bob. Kenapa, karena sejak kecil di kampungnya dipanggil demikian dengan harapan fisik tubuhnya terlihat besar. Dan, itu ternyata terwujud badannya terlihat besar.

Mengecap asam dan garam keuangan, tak membuat Bastian Lubis puas. Usai mendapat amanah bekerja di Kementerian Keuangan, akhirnya mendapat kesempatan pula mengasah skillnya bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Saya bekerja selama 16 tahun di BPKP, rentan waktu itu saya rasa sudah cukup menjadi PNS dan akhirnya memutuskan keluar,” ungkapnya.

Usai keluar jadi PNS, akhirnya dengan waktu luang yang dimiliki pada 2002 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Informatika (STMIK) Bualemo di Gorontalo.

Seiring berjalannya waktu pada 2009 kemudian STMIK Bualemo demerger dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Patria Artha menjadi Universitas Patria Artha.

Dia menyebutkan, pemilihan nama Patria Artha memiliki filosofi besar. Dimana Patria itu berasal dari bahasa sanskerta negeri, dan Artha berarti subur atau hijau.

Dengan harapan menjadi kampus ini menjadi negeri yang hijau dan subur.Bahasa lainnya, Patria dapat diartikan rakyat dan Artha adalah uang berarti uang rakyat.

“ Penamaan Patria Artha dari usulan istri saya, yang diambil dari nama Krisman Patria yang adalah ponakan saya. Patria akhirnya ditambahkan Artha dari istri saya yang kerja di Departemen Keuangan makanya digabung jadi satu menjadi Patria Artha,” jelasnya.

Dia melanjutkan, di kampus inilah menisbahkan diri akan menjadi kampus penghasil entrepreneurship atau menciptakan lapangan kerja bagi lulusannya sendiri yang akan dikembangkan di daerah asal lulusan masing-masing.

Serta tetap konsisten menjadi kampus yang melahirkan  sejumlah lulusan terbaik dalam bidang tata kelola keuangan.

Hal itu didukung dengan hadirnya dosen yang berkualitas dan professional.

“Saya ingin memberikan kontribusi positif bagi orang lain, dari kampus inilah tentu harapan itu. Makanya, ketika membuat kurikulumnya diharapkan para mahasiswa sebelum selesai sudah memiliki skill dan dapat menciptakan lapangan kerjanya sendiri,” pungkasnya. (SDM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *