Wow! Siapa Sangka Cewek Cantik Ini Ketua Prodi Kebidanan Universitas Termuda Indonesia Timur, Ini Tempat Bertugasnya

Tak hanya dari sisi profesi saja, jiwa muda dan sikap ramah serta humble pada setiap orang tentu akan menjadi nilai lebih dalam membangun sebuah jalinan kerja sama dalam sebuah karir.

MENAPAKI  karier di usia muda denganprestasi membanggakan tentu menjadi dambaan setiap orang. Apalagi, profesi yang dijalani harus berhubungan dengan urusan menyelamatkan dua nyawa sekaligus.

Tak hanya dari sisi profesi saja, jiwa muda dan sikap ramah serta humble pada setiap orang tentu akan menjadi nilai lebih dalam membangun sebuah jalinan kerja sama dalam sebuah karir.

Paket lengkap ini dapat dijumpai pada sosok perempuan berkulit putih berparas cantik, Fauziyah Annisa,S.ST.,M.Kes.

Perempuan kelahiran Bulukumba, 20 Desember 1993, dipercaya menjadi Ketua Program Studi (Kaprodi) Kebidanan di Universitas Patria Artha (UPA) diusianya terbilang muda.

Meski baru berusia 25 tahun, segudang pengalaman sudah banyak dilaluinya. Menjadi bidan, membantu persalinan menyelamatkan dua nyawa harus menjadi tantangan besarnya dalam menjalani profesi.

Bahkan saat ini,  alumnus S2 Program Magister Kesehatan, Universitas Muslim Indonesia (UMI) dinobatkan sebagai Kaprodi Kebidanan termuda di Indonesia Timur (Intim).

Menurut Duta Pelajar Provinsi Sulsel tahun 2007, menjadi bidan sudah sejak kecil dicita-citakannya. Meski, mula menekuni profesi tersebut kerap diselimuti rasa takut dan tidak percaya diri.

“Sudah sejak SD saya bercita-cita jadi bidan karena bisa menolong orang. Rasa bahagianya, ketika menolong persalinan  kalau sudah melihat bayi nangis, ibunya sehat, pasti lega dan bahagia,”ujarnya.

Dia menjelaskan, sukanya menjadi bidan ketika melakukan konseling kepada klien atau pasien mereka merespon dengan baik dan antusias.  Termasuk ketika bersosialisasi dengan ibu-ibu jadi mempermudah aura keibuan.

“Jadi bidan itu menyenangkan, ketika bekerja itu jadi ibadah. Kita akan lebih menghargai sosok seorang ibu,”terangnya.

Alumni DIII Stikes Mega Rezky Makassar ini memaparkan, dalam bekerja kadang ada dukanya pula, tapi itu tak jadi soal. Malah, senantiasa berpikir positif bahwa profesi bidan adalah profesi yang sangat mulia.

“Saya sangat senang dengan profesi ini, hanya saja bidan itu mudah terpapar atau beresiko sekali terhadap penularan penyakit apabila alat perlindungan dirinya tidak dipakai saat bekerja. Jarang ada waktu juga buat kumpul sama temen juga, tapi ini saya rasa tidak berat buat saya,” paparnya.

Pengurus Asosiasi pendidikan Kebidanan Indonesia ini mengungkapkan, apa yang sudah dicapai saat ini tentu berkat dukungan kedua orang tua, serta seluruh civitas akademika Universitas Patria Artha yang telah memberikan amanah membagikan ilmu kebidanan ditempat mengajar.

“Yang ingin saya capai dalam hidup ini, pastinya membahagiakan kedua orang tua dan keluarga. Berbagi ilmu miliki ke mahasiswa khususnya mahasiswa, sehingga bisa menerapkan keahlian mereka  di desa-desa yang jauh dari jangkauan tenaga kesehatan untuk menolong orang yang kurang mampu,”ungkapnya.

Terakhir, Icha sapaan akrabnya berpesan agar menjadi seorang bidan yang tidak hanya fisiknya cantik tetapi hatinya juga. (SDM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *