“Yang Muda Yang Berinvestasi”

Manajemen OJK berfoto bersama manajemen Patria Artha di kampusnya, Jl Tun Abdul Razak, Makassar, beberapa waktu lalu. (doc/UPA)
OJK Sulampua – Patria Artha Gelar Smart Investmen For Millenials
“Berinvestasi tak kenal umur. Tua maupun muda bisa berinvestasi. Mindset lama yang mengatakan investasi hanya bisa dilakukan oleh kalangan eksekutif dan memiliki hidup mapan adalah hal yang salah.
Hal inilah yang diutarakan Kepala OJK Region Sulampua, Zulmi saat membawakan materi terkait edukasi keuangan di Universitas Patria Artha (UPA) Makassar.
Intinya, investasi buisa dilakukan sejak dini termasuk saat masih duduk di bangku kuliah. Sebagai modal masa depan gitu”
Rendahnya tingkat inklusi dan literasi di pasar modal menjadi tantangan dan tugas berat bagi setiap pihak. Tercatat, pada tahun 2016 lalu survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat literasi pasar modal di Indonesia hanya 4,4% dan inklusi berada di angka 1,2%.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala OJK Region Sulampua, Zulmi dalam acara edukasi keuangan bertajuk Smart Investmen For Millenials yang melibatkan sebanyak 120 orang mahasisa Universitas Patria Artha, kemarin. Zulmi mengatakan, salah satu yang menjadi tugas pokok OJK adalah melakukan edukasi keuangan kepada masyarakat atau konsumen.
Menurutnya, jika pengetahuan masyarakat terhadap produk keuangan atau literasi masih rendah memberikan kemudahan kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkannya dan mengambil keuntungan.
Dia menjelaskan, pada tahun 2016 survei OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan secara nasional berada di angka 29% sedangkan di Sulsel satu poin lebih rendah yakni berkisar 28%.
Angka tersebut jauh lebih rendah dari penggunaan produk keuangan atau inklusinya.Tercatat, tingkat penggunaan jasa keuangan mencapai 67% di Indonesia dan khusus di Sulsel mencapai 68%.
Meski demikian, dia mengaku tetap optimis dapat mencapai target nasional yakni mencapai 75% pada tahun 2019. “Tugas tambahan OJK adalah melakukan edukasi terhadap konsumen.Jika pengetahuan sudah bagus tentunya perlindungan lebih mudah.
Tingkat orang yang menggunakan dan mengetahui banyak di manfaatkan oleh oknum-oknum, apalagi terkait pasar modal dan investasi di pasar modal”, jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, dia mengajak mahasiswa yang mengikuti edukasi keuangan tersebut untuk mulai belajar tentang pasar modal dan berinvestasi di pasar modal.
Menurutnya, berinvestasi di pasar modal tidak harus dengan modal besar tapi bagi pemula cukup dengan Rp100.000 sudah bisa berinvestasi.
“Padahal berivestasi adalah satu hal yang sangat menjanjikan Bagaimana orang berinvestasi di pasar modal tiba-tiba menjadi sangat kaya.
Kalau dulu berinvestasi di pasar modal harus dengan banyak uang sekarang supaya banyak orang bisa masuk nominalnya di perkecil. Bahkan bagi masyarakat yang ingin mencoba bisa dimulai Rp100.000”, katanya.
Zulmi menuturkan, di Indonesia telah terdapat sebanyak 319 gerai bursa dan khusus di Sulsel sebanyak sembilan gerai. Dia pun menantang UPA agar menghadirkan gerai bursa yang ke-10 agar lebih memudahkan mahasiswa ataupun masyarakat sekitar yang ingin tau tentang pasar modal.
“Sebanyak 319 gerai bursa telah hadir di Indonesia, kalau Sulsel ada 9 gerai bursa. Semoga di Patria Artha jadi yang ke-10 agar memudahkan adik-adik kita berlajar berinvestasi”, tuturnya.
Sementara itu, Rektor UPA, Bastian Lubis menanggapi tantangan tersebut secara serius dan dia mengakui pihaknya telah menyediakan tempat untuk gerai bursa tersebut. Kedepannya dia berharap mahasiswa UPA dapat belajar lebih banyak tentang pasar modal dan berpenghasilan dari kegiatan tersebut.
“Kita memang di sini ada target untuk mahasiswa sebelum tamat harus sudah bisa berpenghasilan. Untuk gerainya kita sudah siapkan tempat, jadi nanti sisa di atur saja”, katanya, beberapa waktu lalu. (SDM)