Jadi Perawat Udara Andal Hanya di UPA

Masiswa Keperawatan Universitas Patria Artha praktek Terbang Layang

Masiswa Keperawatan Universitas Patria Artha praktek Terbang Layang. (doc/UPA)

Belajar da Praktek Berkelanjutan

“Universitas Patria Artha (UPA) merupakan satu-satunya kampus yang membuka jurusan keperawan dengan konsentrasi perawatan udara atau perawat udara. Tenaga perawat udara yang dihasilkan, lanjut Sofyan, diharapkan memiliki kemampuan untuk pendampingan selama evakuasi penerbangan antar rumah sakit bahkan antar Negara”

DALAMA dunia penerbangan, perawat udara atau Flight Nurse sangat dibutuhkan untuk menangani kejadian medis yang terjadi selama penerbangan di udara.

Dengan demikian, tenaga perawat udara harus memiliki kemampuan dan kualifikasi khusus untuk pendampingan selama penerbangan.

Sayangnya, ilmu tentang perawat udara belum terlalu populer di dunia pendidikan. Sementara, di era Masyarakat Ekonomi Asia seperti sekarang mewajibkan mahasiswa memiliki kompetensi untuk bersaing.

Menjawab tantangan tersebut, Universitas Patria Artha (UPA) membuka program studi Kesehatan Penerbangan di bawah naungan Fakultas Kesehatan.

“Prodi Kesehatan Penerbangan inilah yang nantinya menjadi saran pembelajaran untuk menjadi seorang perawat udara,”ujar Dekan Fakultas Kesehatan UPA Muhammad Sofyan.

Sofyan yang juga Alumni Himpunan Udara Indonesia ini mengungkapkan, UPA merupakan kampus pertama di Indonesia yang menerapkan Kesehatan Penerbangan ke dalam program studinya.

Selama ini, kesehatan penerbangan hanya didapatkan dalam pelatihan TNI AU.

“Pembukaan prodi Kesehatan Penerbangan ini hasil kerjasama Universitas Patria Artha dengan Himpunan Perawat Udara Indonesia,”jelasnya.

Tenaga perawat udara yang dihasilkan, lanjut Sofyan, diharapkan memiliki kemampuan untuk pendampingan selama evakuasi penerbangan antar rumah sakit bahkan antar negara.

Selain itu, nantinya para perawat udara yang ditelurkan UPA juga dapat dimanfaatkan untuk pendampingan Jemaah haji Indonesia dalam penerbangan.

Sofyan menuturkan, rata-rata jamaah haji Indonesia meninggal selama di Arap Saudi tiap tahunnya kurang lebih 500 orang. Hal tersebut disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia untuk mendampingi jemaah haji.

Terlebih Makassar sebagai pintu gerbang kawasan Timur Indonesia dengan perkembangan transportasi udara yang cepat, jumlah penduduk besar, pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat.

Dengan demikian sudah selayaknya perhatian keselamatan dan kenyamanan terbang mendapat prioritas utama dengan hadirnya sumber daya mumpuni.

Menurut Sofyan, mahasiswa prodi Kesehatan Penerbangan UPA
dibekali kemampuan dan kualifikasi yang tidak perlu diragukan lagi.

Pembekalan tersebut antara lain dilakukan langsung di training centre Garuda Indonesia dan Lembaga Kesehatan Penerbanban Ruang Angkasa bekerjasama dengan TNI AU.

Tak hanya itu, mahasiswa juga diarahkan bersimulasi di atas pesawat sesuai ketinggian.

Selanjutnya tata cara menggunakan kursi lontar pada pilot dan helicopter under water escape atau penyelematan laut. Semua pembekalan dilakukan di Jakarta.

“Mahasiswa juga akan melakukan kegiatan olahraga terbang layang. Mereka yang berhasil akan disematkan pin oleh Komandan LANUD sebagai bentuk penghargaan,” jelasnya. (DEE)

Pembelajaran di kelas pun, kata Sofyan, melibatkan pemateri yang kompeten. Seperti yang saat tengah berlangsung yakni kuliah bersama Kepala Prodi Teknik Universitas Pertahanan Sentul Bogor, Sovian Aritonang.

Dengan segala keunggulan yang dimiliki Fakultas Kesehatan UPA tersebut, Sofyan mengimbau masyarakat untuk cermat memilih kampus yang tepat.

“Jika anda ingin menjadi perawat udara yang andal, jawabannya hanya di Universitas Patria Artha,”tandasnya. (DEE)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *